Peringatan Hari Pahlawan 2025 : "SMAN 3 Pandeglang Tampilkan Keberagaman Budaya Nusantara"
- Senin, 10 November 2025
- Dokumentasi
- Administrator
- 0 komentar
Pada hari Senin, 10 November 2025, SMAN 3 Pandeglang melaksanakan upacara Hari Pahlawan di lapangan basket sekolah. Cuaca sedikit berawan, tapi suasananya tetap terasa khidmat dan rapi. Upacara ini diikuti oleh seluruh siswa, siswi, dewan guru, sampai para tenaga administrasi sekolah. Dan yang bikin beda dari upacara biasanya.
Semua peserta upacara memakai pakaian adat dan pakaian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Namun bagi siswa yang belum punya baju adat, sekolah memperbolehkan menggunakan batik agar tetap seragam bernuansa budaya Indonesia.

Upacara ini juga semakin terasa istimewa karena dihadiri oleh tamu dari luar sekolah. Hadir perwakilan dari Polda Banten, Polres Pandeglang dan juga Polsek Labuan.
Amanat upacara disampaikan oleh AKBP H. Akhmad Fhidiyanto, M.M yang merupakan Kabag OPS POLAIRUD Polda Banten. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan pesan dari Kapolda Banten tentang generasi emas Indonesia 2045.
Beliau mengatakan bahwa
“Generasi muda hari ini adalah calon pemimpin bangsa di tahun 2045, dan masa depan Indonesia sangat bergantung pada bagaimana anak muda menjaga diri, belajar, dan mempersiapkan masa depannya. Beliau juga menyampaikan bahwa menjadi generasi emas itu bukan hanya soal pintar, tapi juga berkarakter, jujur, rendah hati, dan punya rasa cinta tanah air yang nyata, bukan hanya sebatas kata-kata.”

Di akhir amanatnya, beliau menitip pesan agar para pelajar menjauhi tindakan kekerasan, menjauhi berbagai bentuk kenakalan remaja, tidak terlibat dalam kegiatan politik atau aksi demonstrasi yang bukan ranah pelajar, dan fokus pada pendidikan terlebih dahulu. Menurut beliau, tugas utama seorang pelajar adalah belajar dan membangun diri, karena dunia luar akan terbuka setelah pelajar itu siap.
Kalimat akhirnya cukup menempel di pikiran banyak siswa karena terasa sederhana tapi mengena.

Beberapa siswa memberikan komentar setelah upacara selesai. Ada yang merasa bangga karena suasana beragam pakaian adat membuat mereka merasa seperti sedang melihat Indonesia dalam bentuk mini di dalam sekolah. Ada yang merasa lebih menghargai perjuangan para pahlawan karena upacara kali ini terasa lebih dekat dengan nilai budaya Indonesia.
Guru pun menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga bentuk pembelajaran karakter agar siswa lebih memahami arti bangsa dan jati diri.
“Ini bukan sekedar upacara, tetapi latihan karakter. Anak-anak jadi lebih memahami identitas bangsa dan lebih menghargai nilai perjuangan.”

Sejarah Hari Pahlawan sendiri diambil dari peristiwa pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945. Pada saat itu, para pejuang Indonesia berjuang habis-habisan melawan tentara Inggris dan Sekutu. Peristiwa itu menjadi bukti bahwa pahlawan Indonesia tidak pernah takut mempertahankan kemerdekaan dan harga diri bangsa. Karena itulah tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan setiap tahunnya.

Peringatan Hari Pahlawan dengan memakai pakaian adat sangat relevan karena perjuangan bukan hanya tentang peperangan, tetapi juga tentang mempertahankan budaya dan identitas bangsa. Dengan memakai pakaian adat, para siswa secara tidak langsung menunjukan bahwa Indonesia itu punya keberagaman budaya, dan itu adalah salah satu identitas besar yang dulu juga dijaga oleh para pahlawan kita.

Di akhir upacara, terdapat sesi Quis dan bagi yang bisa menjawab pertanyaan maka akan mendapatkan sedikit cinderamata oleh perwakilan bapak kepolisian.
pertanyaannya tentang
"seorang tokoh yang berasal dari militer, namanya sudah terkenal bahkan digunakan sebagai nama jalan dan bahkan menjadi nama jalan, siapakah nama tokoh pahlawan tersebut ?"
Seorang siswi bernama Tazkia berlari maju kedepan dan langsung memberikan jawaban,
ia menyebut "Jendral Sudirman"
Pada akhirnya setiap orang seperti mendapat pengingat penting. Bahwa kita memang tidak lagi berperang seperti dulu, tapi kita tetap punya tanggung jawab untuk menjaga diri dan masa depan kita. Pahlawan dulu menggunakan bambu runcing untuk berjuang. Kita sekarang memakai ilmu, karakter, dan prestasi untuk membuktikan diri. Menjadi pahlawan di zaman ini bukan soal maju ke medan perang, tapi soal tetap menjadi manusia yang tetap teguh, bermanfaat, dan tidak hilang arah. Karena pada akhirnya, Indonesia bukan hanya diwariskan untuk dikenang, tetapi untuk dijaga dan diteruskan. Dan itu ada di tangan kita, generasi yang hidup hari ini. (red-)


ada beberapa kata ucapan / pesan / komentarnya dari beberapa siswa dan dewan guru SMAN 3 PANDEGLANG tentang kegiatan ini :





Artikel Terkait
SMAGALANG Goes to Science Film Festival in Jakarta - “Belajar Green Jobs dari Dekat”
Rabu, 05 November 2025
Langkah Kecil untuk Masa Depan Besar: Edukasi Narkoba & Kesehatan Remaja di SMAN 3 Pandeglang
Jum'at, 24 Oktober 2025
“Vibes Pemilu Banget!” – Serunya Pemilihan Ketua & Wakil Ketua OSIS SMA Negeri 3 Pandeglang 2025
Selasa, 21 Oktober 2025
MEMBANGUN BUDAYA INTEGRITAS MENUJU APARATUR SEKOLAH YANG BERSIH DAN BERWIBAWA
Selasa, 14 Oktober 2025